Senin, 01 Oktober 2012

Alzheimer Disease



Penyakit Alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita berusia 51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui jalan kembali ke tempat tinggalnya, sementara wanita itu tidak mengalami gangguan anggota gerak, koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi (pengerutan) yang difus dan simetris, secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi neurofibrillary.


Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif atau penurunan fungsi  syaraf otak  , hal ini menyebabkan hilangnya kemampuan mental  yang mempengaruhi memori , daya pikir , perilaku dan penilaian . Alzheimer bukan penyakit menular . Penyakit ini bersifat progresif yang diawali dengan kehilangan daya ingat hingga tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan  yang paling parah terjadinya demensia total  atau hilangnya daya ingat dan kemampuan kognitif hingga berujung kematian . Alzheimer merupakan salah satu penyakit demensia . Penyebab paling umum dari demensia, terutama pada orang tua, adalah penyakit Alzheimer. Hal ini mengakibatkan sampai 70% kasus demensia. Di seluruh dunia diperkirakan 36 juta orang hidup dengan demensia. Sebuah laporan baru memperkirakan jumlah itu akan meningkat menjadi lebih dari 115 juta pada tahun 2050.
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah dihipotesis antara lain: intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi udara/industri, trauma, gangguan neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filamen, dan adanya presdiposisi herediter. Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa memang ada peran faktor genetika, meskipun beberapa penelitian lain juga sudah membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor genetika.
            Alzheimer mempengaruhi bagian otak yang bernama hippocampus yaitu bagian dari otak yang mengatur lokasi ingatan dan kecerdasan. Sebagai bagian dari penyakit ini, neuron atau sel saraf dalam hippocampus menjadi kusut (saling terbelit) yang berakibat pada pembentukan plak dan kematian sel otak, terutama yang berhubungan dengan gangguan pembentukan ingatan baru dan gangguan pengambilan ingatan lama.
Pada tahap awal penyakit, terjadi gangguan memori yang jelas, terutama memori jangka pendek. Pasien mengalami kesulitan belajar dan mengingat informasi baru. Pada tahap lanjut, gangguan memori, bersamaan dengan defisit perhatian, akan menyebabkan disorientasi waktu. Terjadi kesulitan mencari kata-kata, dan hilangnya pengetahuan umum. Defisit persepsi dapat disertai dengan halusinasi dan delusi. Ahirnya, terjadi kehilangan fungsi kognitif global yang berat, seperti amnesia1, afasia2, apraksia3, dan agnosia4. Terjadi pula gangguan kepribadian dan gangguan perilaku, inkontinensia5, dan kematian dalam 5-10 tahun.

Selain pada orang lanjut usia , alzheimer dapat menjangkit kepada manusia pada usia relatif muda yaitu dibawah umur 58 tahun.
Alzheimer dibagi menjadi 2 kelompok , yaitu :
  • Early Onset , digunakan bagi penderita yang usianya kurang 58 tahun
  • Late Onset , digunakan untuk penderita alzheimer pada usia lebih dari 58 tahun

Gejala  - Gejala Orang Terjangkit Penyakit Alzheimer :
  • Menjadi agresif
  • Cepat marah atau sensitif
  • Kehilangan minat untuk berinteraksi atau memuaskan hobi yang pernah diminati
  • Kehilangan daya ingat atau memori
  • Perubahan suasana hati  dan agitasi
  • Gangguan dalam membuat keputusan
  • Sering lupa dan sering mengulangi ucapan atau tindakan
  • Menarik diri , tidak dapat mengenali anggota keluarga dan teman
  • Kehilangan kemampuan motorik dan tidak memperhatikan kebersihan ( perawatan tubuh )
  • Delusi dan paranoia , dan berisfat kekanak – kanakan
Untuk pengobaatannya sendiri bagi penderita penyakit alzheimer biasanya adalah emberian obat-obatan medis untuk membantu ingatan penderita agar kembali pulih. Namun yang terutama untu mengatasi penyakit ini  adalah kasih sayang dan kesabaran dari orang-orang yang di sekitar penderita.
Mengatasi Penyakit Alzheimer Dengan Cara Alami :
Mengingat penyakit ini tidak bisa diobati tetapi bisa dicegah ataupun dihambat progresivitasnya jika sudah terkena penyakit ini. Maka ada cara atau tips yang dapat digunakan untuk mengantisipasi penyakit ini , yaitu :
Pertama, kurangi radikal bebas. Radikal bebas dapat dikurangi dengan mengonsumsi lawannya yakni antioksidan. Antioksidan seperti vitamin A, C, dan E penting untuk mencegah kerusakan berlebihan dalam otak akibat radikal bebas. Riset menunjukkan bahwa vitamin E efektif memperlambat penyakit Alzheimer.
Kedua, detoksifikasi, terutama jika seseorang terlah terkena paparan unsur logam berat seperti merkuri, timbal, atau aluminium, maupun toksin-toksin lain seperti pestisida, konsumsi zat besi, atau alkohol. Bahan-bahan kimia di atas sangat berbahaya dan dapat menyebabkan peradangan serta meningkatkan pembentukan radikal bebas. Pastikan anda menghindari sumber-sumber unsur logam berat, terutama yang mengandung aluminium, karena telah dihubungkan dengan penyakit Alzheimer.
Ketiga, sangat dianjurkan untuk makan dengan pola yang terdiri dari makanan bukan olahan, banyak buah dan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan yang kaya Omega-3. Makanan organik memang optimal tetapi jika tidak tersedia, cucilah terlebih dahulu makanan anda sebelum dikonsumsi. Minumlah air yang banyak, setidaknya 12 gelas sehari. Pastikan bahwa asupan gizi dalam makanan kita mencukupi untuk membantu tubuh membentuk neurotransmitter penting seperti : acetylcoline, serotonin, GABA, dopamin, dan norepinefrin.
Keempat, sebuah komponen penting dalam gaya hidup yang membantu memperingan gejala Alzheimer adalah berolah raga dan kemauan untuk mempelajari hal-hal baru. Berolah raga secara teratur berfungsi untuk meningkatkan aliran darah yang mengandung oksigen ke otak dan membantu menjaga agar otak kita tetap aktif. Selain itu, latihlah otak anda untuk mau mempelajari hal-hal baru yang terjadi di sekeliling anda. Karena riset menunjukkan, bahwa kurangnya stimulasi mental dapat dihubungkan dengan hilangnya fungsi otak.


SUMBER :

Tidak ada komentar: