Sabtu, 16 November 2013

Mengendalikan Fungsi Manajemen


MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
A. Definisi Mengendalikan / Controlling
       Definisi controlling ( pengawasan/pengendalian) adalah proses untuk mengamati secara kontinyu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi. Sedangkan, menurut definisi lainnya mengendalikan adalah perolehan dan penggunaan informasi untuk membantu mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui organisasi dan untuk memandu perilaku manajemen . Fungsi-fungsi manajemen kegiatan dalam fungsi pengendalian/pengawasan (controlling) :
1. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target.
       Di sisi lain, Robert J. Mocker (dalam Handoko, 1995) menyatakan pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dnegan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
                       Jadi kesimpulannya, pengawasan / controlling merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan dimana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
B. Langkah-langkah dalam kontrol

        Mockler (1984) mengemukakan 4 langkah dalam kontrol / pengendalian :
1) Menetapkan standar  dan metode mengukur prestasi kerja
            Standar yang dimaksudkan disini adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yaitu point-point yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut.
2) Melakukan pengukuran prestasi kerja
                 Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu.
3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
                       Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya berada dalam kendali.
4) Mengambil tindakan korektif
                 Ketika ditemukan penyimpangan-penyimpangan maka tindakan korektif harus dikenakan.
Langkah-Langkah Penting Pada Proses Pengendalian Dapat Digolongkan 8 Elemen, yaitu :
1. Mengidentifikasikan tujuan dan strategi
2. Penyusunan program
3. Penyusunan anggaran
4. Kegiatan dan pengumpulan realisasi prestasi
5. Pengukuran prestasi
6. Analisis dan pelaporan
7. Tindakan koreksi
8. Tindakan lanjutan
C. Tipe-tipe kontrol dalam manajemen
Ø Preliminary (Feedforward), hal ini harus dipenuhi sebelum suatu pekerjaan dimulai. Kendali ini meyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia memenuhinya.
Ø Concurrent (Steering), berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
Ø Post-action (Feedback), kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
D. Kontrol proses manajemen
                        Kontrol proses manajemen terdapat dua jenis, yaitu: formal dan informal. Kontrol proses manajemen formal atau pengendalian manajemen formal merupakn tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
1.         Pemrograman (Programming), dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2.        Penganggaran (Budgeting), pada tahap ini program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3.        Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting), pada tahapini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber data yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan.
4.       Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis), merupakan tahap yang paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.


SUMBER TERKAIT :
diakses: 16 November 2013












Sabtu, 26 Oktober 2013

MOTIVASI



Pengertian Motivasi
Berikut ini adalah pengertian motivasi menurut 3 tokoh , yaitu :
·         Mc. Donald , menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan . Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu : (1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia ( walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia ) (2) Penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia , dan ditandai dengan munculnya rasa “ feeling “ yang relevan dengan persoalan – persoalan kejiwaan , afeks dan emosi serta dapat menentukan tingkah laku manusia (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini menyangkut soal kebutuhan .
·         Sardiman , menyebutkan bahwa motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu . Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas – aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan , Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern ( kesiapsiagaan ) . Berawal dari kata motif itu , maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif . Motif menjadi aktif pada saat – saat tertentu  , terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak .
·         Azwar menyatakan bahwa motivasi adalah rangsangan , dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan .
TEORI – TEORI MOTIVASI
1)    Teori Drive Reinforcement
Teori ini berdasarkan atas hubungan antara sebab dan akibat dari perilaku dengan kompensasi . Teori ini bisa didefinisikan sebagai teori – teori dorongan tentang  motivasi , perilaku dirorong ke arah tujuan oleh keadaan – keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang . Pada dasarnya teori drive mengatakan hal – hal sebagai berikut : Ketika suatu keadaan dorongan internal muncul , individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong . Teori ini terbagi menjadi dua jenis , yaitu :
ü  Positive Reinforcement , yaitu bertambahnya frekuensi perilaku , terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat .
ü  Negative Reinforcement , yaitu bertambahnya frekuensi perilaku , terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat .
Terdapat empat konsep dasar yang perlu dipahami dengan jelas , yaitu :
Ø  Perangsang ( drive )
Ø  Stimulus
Ø  Tanggapan
Ø  Penguat
Contoh Kasus Teori Drive Reinforcement  :
Semua marketing di sebuah PT penjualan mesin produksi makanan , berusaha mendapatkan omzet yang banyak tiap bulan , karena setiap akhir bulan marketing yang mampu mendapatkan omzet penjualan mesin yang banyak akan mendapatkan bonus yang banyak juga , yaitu 1% dari harga mesin .
2)      Teori Harapan
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari adanya hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan , berdasar pada :
ü  Harapan ( Expectancy ) , merupakan sebuah kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku .
ü  Nilai ( Valance ) , adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu ( daya atau nilai motivasi ) bagi setiap individu yang bersangkutan .
ü  Pertautan ( Instrumentality ) merupakan persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua .
Contoh Kasus Teori Harapan :
Seorang karyawan swasta yang menjabat sebagai koordinator gudang bekerja dengan rajin dan tekun dengan harapan mendapat penghargaan atau pujian dari atasannya , yang kemudian mendapat promosi naik jabatan di perusahaan tempat ia bekerja . Dengan harapan seperti itu karyawan tersebut , berusaha mengatur waktunya dengan seefektif mungkin .
3)      Teori Tujuan
Tokoh yang menyatakan teori ini adalah Locke ( model kognitif ) . Teori ini menyebut bahwa mencapai tujuan adalah suah motivator . Sebagian besar orang menyukai kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik . Jika tujuan individu jelas , maka sering terjadi peningkatan kinerja , disebabkan oleh :
·         Ia akan berorientasi pada hal- hal yang diperlukan
·         Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut
·         Tugas – tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
·         Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan bergerak jika ia memiliki tujuan yang jelas dan pasti . Dari teori ini muncul bahwa seorang individu akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas . Sehingga muncullah yang disebut Goal Setting atau penetapan tujuan .
Contoh Kasus Teori Tujuan :
Sebuah PT demi untuk mendapatkan ISO maka harus meningkatkan kualitas kerja ataupun kualitas calon pekerja , yang dulunya pendidikan minimal masuk PT tersebut adalah SMP , maka sekarang pendidikan minimal harus SMA .
4)      Teori Hierarki Kebutuhan
Teori ini dikembangkan oleh Abraham Maslow , Maslow menyatakan bahwa ada lima tingkat atau hierarki kebutuhan manusia , yaitu :
a.                  Kebutuhan Fisiologis ( Physiological needs ) , seperti rasa lapar , haus , istirahat , dan seks.
b.                  Kebutuhan rasa aman ( safety needs ) , kebutuhan rasa aman secara fisik , mental , psikologikal , dan intelektual .
c.                   Kebutuhan akan kasih sayang ( love needs )
d.                  Kebutuhan akan harga diri ( esteem needs ) , tercermin dalam berbagai simbol – simbol status.
e.                   Aktualisasi diri ( self actualization ) , adanya kesempatan bagi individu untuk mengembangkan potensi yang terdapat dam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata .
Contoh Kasus Teori Hierarki Kebutuhan :
Pada beberapa perusahaan ada pemberian bonus rumah , kendaraan , atau uang pada karyawan yang berprestasi . Beberapa anggota DPR diberi mobil mewah untuk menunjang penampilan dan kedudukannya .

ARTIKEL TENTANG MOTIVASI
Kasus I
Di kota Semaranag , beberapa kali para guru tidak tetap ataupun guru honorer memperjuangkan nasibnya . Hal tersebut menindaklanjuti PP Nomor 43 tahun 2007 pasal 6 yang menyebutkan Guru Honorer tidak tetap yang dibiayai APBD akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil . Menurut Drs. Akhmad Zaenuri , MM. Dalam keterangan resminya di website Dina Pendidikan Kota Semarang ( 19 Februari 2009 ) dalam menanggapi tuntutan GTT , dinas pendidikan akan mempelajari regulasinya untuk dapat memperjuangkan nasib guru honorer dan guru tidak tetap , karena itu diminta guru honorer untuk tidak mengurangi motivasinya dalam mengajar dan mari berpikir positif untu kebaikan bersama . Pemerintah kota Semarang sendiri dalam APBD 2009 telah menganggarkan tunjangan guru honorer atau tidak tetap sebesar Rp. 1.200.000 selama satu tahun sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan guru honorer atau tidak tetap sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja mengajarnya di sekolah
Analisis Kasus : Dari kasus diatas , cara memotivasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang memakai teknik pemenuhan kebutuhan seperti teori Abraham Maslow  , yaitu dengan cara menaikkan gaji para guru honorer sehingga akan meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan motivasi mengajarnya di sekolah .

Sumber Terkait :

http://wartawarga.gundarma.ac.id/2009/11/teori-motivasi-teori-drive-reinforcement-teori-harapan/ . Diakses Sabtu , 26 Oktober 2013
http://arum05.wordpress.com/2009/11/18/teori-motivasi/ . Diakses Sabtu , 26 Oktober 2013












Kamis, 26 September 2013

Komunikasi



Asal Mula Kata “Komunikasi”


          Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam pendapat lain disebutkan bahwa komunikasi berasal dari kata " communication " atau " communicare" yang artinya adalah " membuat sama " atau dalam bahasa inggris berarti " to make common " , tetapi sejauh ini istilah " communis " yang paling sering disebut sebagai asal - usul komunikasi .
                Dalam bahasa Inggris komunikasi / communicate ( verb / kata kerja ) bisa berarti untuk bertukar pikiran - pikiran , perasaan , dan informasi ; untuk membuat tahu ; untuk membuat sama ; dan untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik . Sedangkan arti komunikasi / communication  ( noun / kata benda ) adalah pertukaran simbol , pesan -pesan yang sama , dan informasi ; proses pertukaran diantara individu - individu melalui simbol yang sama ; seni mengekspresikan gagasan - gagasan ; ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3).
       Kesimpulannnya adalah komunikasi berasal dari akar kata yang melibatkan pertukaran simbol atau tanda , baik verbal ( bahasa lisan atau tulisan ) maupun non verbal ( mimik wajah , gerak gerik , dan suara ) yang dapat menimbulkan terbangunnya sebuah relasi kebersamaan ( komunikator dan komunikan ) tidak hanya sebagai hubungan positif seperti keakraban / keintiman tetapi juga kontak hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan melalui simbol atau tanda - tanda tertentu ( verbal / non verbal ) . Penerapan kontak simbol ini dapat dilakukan dengan diri sendiri ( intrapersonal ) maupun dengan orang lain ( antarpersonal ) . 

Definisi “ Komunikasi “

      Komunikasi ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu dengan individu , individu dengan kelompok , atau kelompok dengan kelompok yang menciptakan dan menggunakan informasi sehingga bisa terhubung dengan lingkungan dan orang lain . Komunikasi dapat dilakukan dengan cara verbal / lisan dan non verbal / gerak – gerik badan .
    Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).  

Definisi " Komunikasi " Menurut Para Ahli Lain 
  

Definisi - definisi diatas merupakan sebagaian kecil dari definisi yang dikemukakan oleh tokoh - tokoh , banyaknya definisi dari komunikasi memiliki arti bahwa tiap ahli memliki pandangan beragam dalam mendefinisikan komunikasi , sebagai kata yang abstrak dan memiliki banyak arti . Masing - masing ahli memiliki penekanan arti , cakupan , dan konteks yang berbeda satu sama lain , tetapi pada dasarnya berbagai definisi komunikasi yang ada saling melengkapi dan menyempurnakan .

Dimensi Komunikasi 
   
Setelah dijelaskan diatas mengenai asal kata komunikasi beserta  definisi komunikasi , selanjutnya akan dijelaskan mengenai dimensi - dimensi komunikasi , yaitu :
  • Komunikasi Sebagai Proses
Komunikasi sebagai proses merupakan kegiatan yang bersifat dinamis , bergerak , dan aktif . Dalam hal ini menunjukkan bahwa saat dimana adanya kegiatan pengiriman pesan pada satu orang ke orang yang lain disebut dengan proses ,karena di dalamnya terjadi pergerakan / tidak pasif , karena jika orang pasif tentu tidak akan terjadi komunikasi , tentunya tidak ada proses . 

  • Komunikasi Sebagai Simbolik 
Simbol merupakan sebuah tanda atau lambang yang diciptakan oleh manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain . Simbol dapat terwujud dalam bentuk verbal ( lisan / tertulis ) dan non verbal ( isyarat ) . Simbol - simbol yang berkembang di masyarakat tentu tidak semua memiliki arti atau makna yang sama , hal ini dipengaruhi oleh faktor budaya dan faktor psikologis yang pada dasarnya memang berbeda . Simbol yang berbentuk verbal ( komunikasi verbal ) bisa berupa : cerpen , novel , puisi , dll . Hal - hal tersebut merupakan bentuk komunikasi meskipun pembaca / penerima informasi tidak bertemu atau berinteraksi langsung dengan penulis . Selain itu ada juga contoh simbol - simbol non verbal seperti menganggukkan kepalan , melambaikan tangan kepada orang lain , mengernyitkan dahi , dll.

  • Komunikasi Sebagai Sistem
Komunikasi sebagai sistem maksudnya adalah dimana berbagai elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi . Komunikasi dipahami sebagai sistem yang terdiri dari bagian - bagian atau variabel - variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain . 
  • Komunikasi Sebagai Transaksional
Komunikasi sebagai transaksional berarti adanya pengaruh atau perubahan setelah terjadinya komunikasi , perubahan atau pengaruh tersebut merupakan hasil dari proses komunikasi . Hal ini membuat pihak yang terlibat saling bergantung dan terus menerus berkomunikasi .
  • Komunikasi Sebagai Aktivitas Sosial
Di dalam masyarakat , jika mereka tidak melakukan komunikasi maka akan sulit atau bahkan tidak ada yang namanya aktivitas sosial . Karena tanpa komunikasi orang tidak dapat saling bertukar informasi , yang merupakan salah satu dasar adanya aktivitas sosial . Dengan adanya komunikasi orang dapat saling bertukar informasi dan menambah wawasannya sehingga dapat memenuhi kepentingan aktualisasi dirinya . 
  • Komunikasi Sebagai Multidimensional 
Dalam perspektif multidimensional , komunikasi memiliki dua dimensi , yaitu (1) Dimensi Isi / Content Dimension : menunjuk pada kata , bahasa , dan informasi yang dibawa . (2) Dimensi Hubungan / Relationship Dimension : menunjuk bagaimana peserta komunikasi berinteraksi satu sama lain. 

LEADERSHIP 

Definisi " Leadership " 
Leadership atau kepemimpinan adalah hubungan antara dua orang atau lebih , dimana ada satu orang atau orang yang berwenang mempengaruhi yang lainnya guna untuk meraih tujuan - tujuan tertentu dengan cara - cara yang telah ditentukan . 
Konsep kepemimpinan merupakan komponen fundamental di dalam menganalisis proses dan dinamika di dalam organisasi . Untuk itu banyak kajian yang membahas tentang definifi kepemimpinan . Berikut definisi kepemimpinan atau leadership , menurut beberapa tokoh : 

  1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu ( Tannebaum , Weschler and Nassarik , 1961 , 24 )
  2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi , yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Shared Goal , Hemhiel and Coons , 1957 , 7 )
  3. Kepeminpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama ( Rauch and Behling , 1984 , 46 )
  4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau teknik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya .
  5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti ( penuh arti kepemimpinan ) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk mempimpin dalam mencapai tujuan ( Jacobs and Jacques , 1990 , 281 ) 
Prinsip -  Prinsip Dasar Kepemimpinan 

Berikut adalah karakteristis seorang pemimpin yang didasarkan pada prinsip - prinsip yang dikemukakan oleh Stephen R. Coney :
  1. Belajar seumur hidup tidak hanya melalui pendidikan formal tetapi juga non formal
  2. Berorientasi pada pelayanan
  3. Membawa energi positif 
TEORI - TEORI KEPEMIMPINAN 

  1. Teori X dan Y 
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor di Sloan School of Management MIT pada tahun 1960  ia menyatakan bahwa strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi , yaitu konsep dengan menggunakan asumsi - asumsi sifat dasar manusia . Teori X berdasarkan pada asumsi - asumsi petunjuk dan kontrol ( Pemimpin yang menyukai gaya kepemimpinan otoriter sedangkan karyawan yang memiliki tipe teori ini cenderung tidak akan bekerja tanpa perintah ) dan Teori Y berdasarkan asumsi - asumsi integrasi dan dukungan ( Pemimpin yang memiliki tipe teori Y menyukai gaya kepemimpinan demokratik , sedangkan karyawan yang memiliki tipe teori ini cenderung bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya ) Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas dan tanggung jawab pekerjaannya .McGregor mengindikasikan juga bahwa petunjuk dimana gaya manajemen mungkin berkembang secara konstruktif jika kepercayaan yang cukup antar manajemen dan pekerja bisa dikembangkan dan dipertahankan .   


    2 . Teori Sistem 4
Teori Ini dikemukakan oleh Rensis Likert , menurut Likert pemimpin dapat berhasil jika bergaya partisipative management. Gaya ini menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan, dan mendasarkan pada komunikasi. Selain itu semua pihak dalam organisasi bawahan maupun pemimpin menerapkan hubungan atau tata hubungan yang mendukung (supportive relationship)
Likert merancang 4 sistem kepemimpinan dalam manajemen:

1. )     Sistem 1 (Exploitative Authoritative)
Manajer sangat otokratis, mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya, suka mengeksploitasi bawahan, dan bersikap paternalistic. Pemimpin dalam system ini hanya mau memperhatikan komunikasi yang turun ke bawah, dan hanya membatasi proses pengambilan keputusan di tingkat atas saja.
2. )      Sistem 2 (Otokratis yang baik hati/Benevolent autoritative)
Manajernya mempunyai kepercayaan yang terselubung, percaya pada bawahan, memotivasi, memperbolehkan adanya komunikasi ke atas. Bawahan merasa tidak bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaannya dengan atasannya.
3. )     Sistem 3. (manajer Konsultatif)
Manajer mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan biasanya kalau ia membutuhkan informasi, ide atau pendapat bawahan  Bawahan disini merasa sedikit bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaan bersama atasannya.
4. )      Sistem 4, (Pemimpin yang bergaya kelompok berpartisipatif/partisipative group)
Manajer mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya. Dalam setiap persoalan selalu mengandalkan untukmendapatkan ide-ide dan pendapat dari bawahan dan mempunyai niatan untuk menggunakan pendapat bawahan secara konstruktif. Bawahan merasa secara mutlak mendapat kebebasan untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugasnya bersama atasannya.

    3 . Gaya Kepemimpinan Kontinum " Theory of Leadership Pattern Choice " (Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt) 

Kedua ahli menggambarkan gagasannya bahwa ada 2 bidang pengaruh yang ekstrim , 1) Bidang pengaruh pimpinan 2) Bidang pengaruh kebebasan bawahan . Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritas dalam gaya kepemimpinannya , sedangkan pada bidang kedua pemimpin menunjukkan gaya yang demokratis . Kedua bidang ini dipengaruhi dalam hubungannya kalau pemimpin melakukan aktivitas pembuatan keputusan . Ada 7 model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin , yaitu :
  • Pemimpin membuat keputusan kemudian mengumumkan kepada bawahannya .
  • Pemimpin menjual keputusan
  • Pemimpin memberikan pemikiran - pemikiran atau ide - ide dan mengundang pertanyaan - pertanyaan . Dalam hal ini otoritas pemimpin dibatasi sehingga memberikan bawahan untuk mengajukan pertanyaaan ataupun masukan .
  • Pemimpin memberikan keputusan yang bersifat sementara.
  • Pemimpin memberikan persoalan , meminta saran - saran , dan membuat keputusan .
  • Pemimpin merumuskan batas - batasannya dan meminta kelompok bawahan untuk membuat keputusan .
  • Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi - fungsinya dalam batas - batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan .  


Hubungan Antara Komunikasi Dengan Kepemimpinan 

Di antara komunikasi dan kepemimpinan terdapat hubungan yang saling berpengaruh , hal itu terletak pada proses mempengaruhi untuk mencapai tujuan - tujuan tertentu . Ada macam - macam yang dapat dilakukan oleh pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya , salah satunya dengan cara berkomunikasi . Pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan harus menjadi komunikator yang baik bagi bawahannya supaya tercipta keselarasan , kekompakan , dan loyalitas antara pemimpin dan bawahan . Hal ini berguna untuk memperbaiki organisasi itu sendiri dan meningkatkan kinerja semua pihak yang berada di dalam organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dan tepat sasaran . 


Sumber :


Jumat, 28 Juni 2013

Keterkaitan Antara Abnormalitas Dengan Konsep Motivasi , Stres , Dan Gender

Abnormalitas didefinisikan sebagai hal yang jarang terjadi atau penyimpangan dari kondisi rata - rata . Ada beberapa cara dalam mendefinisikan abnormalitas , yaitu :

  • Penyimpangan dari norma statistik , didasarkan pada penyimpangan kurve normal dalam statistik.
  • Penyimpangan dari norma sosial , perilaku yang dianggap normal oleh suatu masyarakat bisa dianggap  abnormal oleh masyarakat lain.
  • Perilaku Maladaptif , yaitu tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang memiliki dampak merugikan dan membahayakan orang lain atau masyarakat .
  • Kesusahan pribadi , merupakan pandangan subjektif seseorang dan bukan perilaku orang tersebut . 


ABNORMALITAS DENGAN KONSEP MOTIVASI 
    Setiap individu pada dasarnya memiliki konsep motivasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya . Konsep motivasi sendiri ialah dorongan di dalam diri seseorang dalam menentukan atau melakukan tindakan . Jika , seorang inidividu memiliki perilaku abnormal tentu hal tersebut berpengaruh pada konsep motivasi individu tersebut . Individu yang memiliki perilaku abnormalitas tidak dapat memenuhi tuntutan sosial yang ada di masyarakat dengan kata lain individu tersebut tidak dapat menyesuaikan dirinya . Dalam Hierarki Kebutuhan yang dikemukakan Abraham Maslow , idealnya manusia "sehat"  memiliki kebutuhan fisiologis , rasa aman , kasih sayang , penghargaan , dan aktualisasi diri  yang harus dipenuhi . Bagi orang yang "tidak sehat " bisa saja konsep motivasinya jauh seperti yang diharapkan atau tidak seperti masyarakat pada umumnya . 

ABNORMALITAS DENGAN STRES
    Stres adalah tekanan internal maupun eksternal serta kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan . Dalam kamus psikologi ( Chaplin , 2002 ) stres merupakan suatu keadaan tertekan baik itu secara fisik maupun psikologis . Stres dapat menjadi salah satu penyebab seseorang memiliki perilaku abnormal . Misalnya , seorang anak yang didiskriminasi oleh teman - temannya di sekolah , kemudia ia frustasi dan depresi . Untuk meluapkan kemarahannya kemudian ia melakukan tindakan abnormal di sekolahnya dengan menembakkan pistol di sekolah kepada teman - temannya dan warga sekolah lainnya . Jadi pada dasanya , terdapat hubungan yang kuat antara stres dengan abnormalitas . Selain itu stress yang dapat menimbulkan perilaku abnormal , misalnya : agresi , regresi , fixatie , pendesakan , rasionalisme , proyeksi , identifikasi , narsisme , autisme , dan lain lain .Tetapi tidak semua stres menyebabkan abnormalitas , ada juga stres yang bersifat positif , tergantung individu menyikapinya . 

  
ABNORMALITAS DENGAN GENDER

 Gangguan identitas gender adalah bagaimana seseorang merasa bahwa ia adalah seorang pria atau wanita, dimana terjadi konflik antara anatomi gender seseorang dengan identitas gendernya (Nevid, 2002). Identitas jenis kelamin adalah keadaan psikologis yang mencerminkan perasaan dalam diri seseorang sebagai laki-laki atau wanita (Kaplan, 2002). Fausiah (2003) berkata, identitas gender adalah keadaan psikologis yang merefleksikan perasaan daam diri seseorang yang berkaitan dengan keberadaan diri sebagai laki-laki dan perempuan.
Identitas jenis kelamin (gender identity): keadaan psikologis yang mencerminkan perasaan dalam (inner sense). Didasarkan pada sikap, perilaku, atribut lainnya yang ditentukan secara kultural dan berhubungan dengan maskulinitas atau femininitas. Peran jenis kelamin (gender role): pola perilaku eksternal yang mencerminkan perasaan dalam (inner sense) dari identitas kelamin. Peran gender berkaitan dengan pernyataan masyarakat tentang citra maskulin atau feminim.
Konsep tentang normal dan abnormal dipengaruhi oleh factor social budaya, Perilaku seksual dianggap normal apabila sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dan dianggap abnormal apabila menyimpang dari kebiasaan yang ada di masyarakat.
Gangguan Identitas Gender
Kriteria diagnostik gangguan identitas gender: Identifikasi yang kuat dan menetap terhadap gender lain:
1. Berkeinginan kuat menjadi anggota gender lawan jenisnya (berkeyakinan bahwa ia memiliki identitas gender lawan jenisnnya)
2. Memilih memakai baju sesuai dengan stereotip gender lawan jenisnya
3. Berfantasi menjadi gender lawan jenisnya atau melakukan permainan yang dianggap sebagai permainan gender lawan jenisnya.
4. Mempunyai keinginan berpartisipasi dalam aktivitas permainan yang sesuai dengan stereotip lawan jenisnya
5. Keinginan kuat mempunyai teman bermain dari gender lawan jenis (dimana biasanya pada usia anak – anak lebih tertarik untuk mempunyai teman bermain dari gender yang sama)
Pada remaja dan orang dewasa dapat diidentifikasikan bahwa mereka berharap menjadi sosok lawan jenisnya, berharap untuk bisa hidup sebagai anggota dari gender lawan jenisnya.
6. Perasaan yang kuat dan menetap ketidaknyamanan pada gender anatominya sendiri atau tingkah lakunya yang sesuai stereotip gendernya.
7. Tidak terdapat kondisi interseks.
8. Menyebabkan kecemasan yang serius atau mempengaruhi pekerjaan atau sosialisasi atau yang lainnya.
9. Gangguan identitas gender dapat berakhir pada remaja ketika anak – anak mulai dapat menerima identitas gender. Tetapi juga dapat terus berlangsung sampai remaja bahkan hingga dewasa sehingga mungkin menjadi gay atau lesbian.
Awal mula Gangguan Identitas Gender
Gangguan identitas gender bermula dari trauma dari orang tua yang berlawan jenis, pergaulan individu, pengaruh media massa. Kaplan (2002), gangguan identitas gender ditandai oleh perasaan kegelisahan yang dimiliki seseorang terhadap jenis kelamin dan peran jenisnya. Gangguan ini biasanya muncul sejak masa kanak-kanak saat usia dua hingga empat tahun (Green dan Blanchard dalam Fausiah, 2003)G

Sumber :

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum2/bab8_abnormalitas.pdf
http://isahluphpsychologi.blogspot.com/2013/04/psikologi-abnormal-dan-patologi.html
http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/11/gangguan-identitas-gender-gender-identity-disorder/

Jumat, 10 Mei 2013

Kepribadian Sehat Menurut Rogers

Sekilas Tentang Rogers
                  Di Peking , China sekitar tahun 1920an , Carl Rogers yang berusia 20 tahun mengalami suatu pengalaman yang akan menentukan bentuk dan hakikat dari pendekatannya terhadap kepribadian . Ia menjadi seorang delegasi untuk konferensi mahasiswa Kristen Internasional selama 6 bulan , yang kemudian terjadi perubahan - perubahan penting dalam dirinya . Ia kembali dari China untuk menjadi mahasiswa baru di Universitas Wisconsin , pendidikan Rogers bercirikan agama Kristen fundamentalis yang ketat dan tak suka berkompromi , dengan suatu tekanan pada tingkah laku moral yang tepat dan kebajikan kerja keras . Hal ini akhirnya membuat Rogers mengabdikan kehidupannya bagi "karya Kristen" dengan menjadi seorang pendeta .
                  Tahun berikutnya Rogers , dipilih untuk menghadiri Konferensi Federasi Mahasiswa Kristen di China , hal ini mulai membuka dunianya yang untuk pertama kalinya , ia terbuka kepada orang - orang dari berbagai macam latar belakang . Berbagai pengalaman - pengalaman Rogers di China , membuat ia tersadar bahwa akhirnya seseorang harus bersandar hanya pada pengalamannya sendiri . Kepercayaan dan keyakinan akan pengalaman orang sendiri menjadi sendi pendekatan Rogers terhadap kepribadian .
                Rogers mendapat gelar Ph.D. dari Columbia University Teachers College pada tahun 1931 dan kariernya terus melejit dalam mengembangkan non directive atau client-centered theraphy . Bentuk terapi ini sangan populer di AS dan digunakan dalam usaha memperbaiki kepribadian manusia dalam berbagai situasi . Tema pokok model Rogers adalah suatu refleksi tentang apa yang dipelajarinya tentang dirinya pada usia 20 tahun , bahwa seseorang harud bersandar pada pengalamannya sendiri tentang dunia karena hanya itulah kenyataan yang dapat diketahui oleh seorang individu .



PENDEKATAN ROGERS TERHADAP KEPRIBADIAN 
     Rogers bekerja dengan individu - individu yang terganggu mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka . Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien , bukan pada ahli terapi ( seperti dalam pendekatan Freud ) . Karena itu disebut "Terapi berpusat pada klien " ( Client - centered therapy ) . Metode ini jelas menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki suatu tingkat dan kesadaran tertentu dan mengatakan kepada kita banyak tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia . 
     Rogers percaya bahwa orang -orang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka bukan oleh kekuatan - kekuatan tak sadar yang tidak dapat mereka kontrol . Kriterium terakhir seseorang adalah pada pengalaman sadarnya sendiri dan pengalaman itu memberikan kerangka intelektual dan emosional dimana kepribadian terus - menerus bertumbuh .
     Menurut Rogers , manusia yang sadar dan rasional , tidak dikontrol oleh peristiwa - peristiwa masa kanak - kanak , seperti pembiasaan akan keberhasilan toilet training , penyapihan yang lebih cepat , atau pengalaman - pengalaman seks sebelum waktunya , Hal - hal ini tidak menghukum untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol . Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau . Akan tetapi Rogers menyatakan bahwa pengalaman - pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi , pengalaman masa kanak - kanak penting , tetapi fokus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang  , bukan pada apa yang terjadi pada waktu itu . 
     Dalam karyanya dengan klien -klien  Rogers mempertahankan bahwa kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi pandangan pribadi klien , pengalaman - pengalaman subjektifnya sendiri . Apa yang nyata bagi setiap klien adalah persepsiya yang unik tentang realitas . Rogers percaya bahwa karena realitas ini tergantung pada pengalaman - pengalaman perseptual setiap orang , maka realitas itu akan berbeda untuk setiap orang . 

Motivasi Orang Yang Sehat : AKTUALISASI 

    Rogers menempatkan suatu dorongan dalam sistemnya tentang kepribadian - " satu kebutuhan fundamental"- , yaitu : memeliharakan , mengaktualisasikan , dan meningkatkan semua segi individu . Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen - komponen pertumbuan fisiologis dan psikologis , meskipun selama tahun - tahun awal kehidupan, kecederungan tersebut lebih terarah kepada segi - segi fisiologis . Tidak ada segi pertumbuhan dan perkembangan manusia beroperasi secara terlepas dari kecenderungan aktualisasi ini . Aktualisasi juga memudahkan dan menngkatkan pematangan dan pertumbuhan . Rogers berpendapat bahwa kecenderungan untuk aktualisasi sebagai suatu tenaga pendorong adalah jauh lebih kuat daripada rasa sakit dan perjuangan serta setiap dorongan yang ikut menghentikan usaha untukberkembang .
    Kecenderungan aktualisasi pada tingkat fisiologis benar - benar tidak dapat dikekang , kecenderungan it mendorong individu ke depan dari salah satu tingkat pematangan ke tingkat pematangan berikutnya yang memaksanya untuk menyesuaikan diri dan tumbuh . Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan hidup tidak hanya mempertahankan suatu keseimbangan homeostatis atau suatu tingkat ketentraman dan kesenangan yan tinggi , tetapi juga pertumbuhan dan peningkatan . Arah kita ialah ke depan , ke arah tujuan yang berfungsi semakin kompleks sehingga kita dapat menjadi semuanya menurut kemampuan kita untuk menjadi. Pada tingkat biologis ini , jelas tidak ada perbedaan antara manusia yang sehat dan tidak sehat dan orang yang sakit secara emosional , menurut jumlah atau perhitungan dari apa yang mungkin disebut aktualisasi biologis . Tetapi apabila kita memikirkan segi - segi psikologis dari aktualisasi tentu ada perbedaan . 
      Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat - sifat serta potensi - potensi psikologisnya yang unik . Rogers percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang dibawa sejak lahir untuk menciptakan dan bahwa hasil ciptaan yang sangat penting adalah diri orang sendiri , suatu tujuan yang dicapai     jauh lebih sering oleh orang - orang yang sehat daripada oleh orang - orang yang sakit secara psikologis . Selain itu , aktualisasi diri ditentukan oleh kekuatan - kekuatan sosial dan bukan oleh kekuatan - kekuatan biologis . Jadi , aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar , khususnya dalam masa kanak - kanak. 

PERKEMBANGAN DIRI 
     
     Dalam masa kecil , anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain - lainnya . Dengan kata lain , anak itu mengembangkan suatu "pengertian - diri " ( self concept ) . Sebagi bagian dari self concept , anak itu juga akan menggambarkan dia akan menjadi apa atau mungkin ingin menjadi siapa . Gambaran - gambaran itu dibentuk sebagai akibat dari bertambah kompleknya interaksi - interaksi dengan orang - orang lain . Cara - cara khusus bagaimana diri anak berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil . Pada waktu itu mulai berkembang , anak itu juga belajar membutuhka cinta . Rogers menyebut kebutuhan ini " penghargaan positif " ( POSITIVE REGARDS ) .

      Positive Regards adalah suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes , yang dimiliki semua manusia , dan setiap anak terdorong untuk mencari positive regards . Anak akan memiliki kepribadian yang sehat tergantung pada sejauh mana kebutuhan akan positive regards dipuaskan .
     Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhi oleh ibu . Tapi , bagaimana jika ibu mencela dan menolak tingkah laku anaknya ? Anak itu mengamati suatu celaan ( meskipun celaan tersebut berfokus pada satu tingkah laku ) sebagai suatu celaan yang luas dan tersebar dalam setiap segi dari adanya .  Anak itu menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan dan segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan akan diberikan . Dalam hal ini anak membutuhkan bimbingan tingkah lakunya dari orang - orang lain  bukan dari dirinya sendiri . Karena dia telah merasa kecewa , maka kebutuhan akan positive regards  yang sekarang akan bertambah kuat , makin lama akan mengerahan energi dan pikiran . Anak itu harus bekerja keras untuk positive regards dengan mengorbankan aktualisasi diri . 
    Anak dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers "Penghargaan positif bersyarat " ( Conditional Positive Regard ) . Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik . Karena anak mengembangkan conditional positive regard  maka dia akan menginternalisasikan sikap - sikap ibu . Jika itu terjadi , maka sikap ibu diambil alih oleh anak itu dan diterapkannya pada dirinya . Keadaan yang menyedihkan dimana anak mendapat conditional positive regard  kemudian syarat - syarat penghargaan berkembang , ini berarti bahwa anak tersebut merasa suatu perasaan harga diri hanya dalam syarat - syarat tertentu . Karena  individu - individu ini tidak dapat berinteraksi sepenuhnya dan terbuka dengan lingkungan mereka , maka mereka mengembangkan apa yang disebut Rogers , "ketidakharmonisan" ( incongruence ) antara konsep diri dan kenyataan yang mengitari mereka . Mereka tidak dapat mengaktualisasikan semua segi dari diri . Dengan kata lain mereka tidak dapat mengembangkan kepribadian kepribadian yang sehat . 
     Syarat utama bag timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan "penghargaan positif tanpa syarat" ( Unconditional Positive Regard ) pada masa kecil yang berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku ( bebas ) dan sikap yang ditampilkannya    bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan , sama seperti sikap - sikap ibu yang memperlihatkan conditional positive regard. Dalam unconditional positive regard bukan berarti tidak ada pengekangan dalam tingkah laku anak , tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa adanya nasehat . 
    Anak yang tumbuh dengan perasaan unconditional positive regard tidak akan mengembangkan syarat - syarat penghargaan . Jika syarat - syarat penghargaan tidak ada maka tidak ada kebutuhan untuk bertingkah laku defensif . Tidak akan ada ketidakharmonisan antara diri dan persepsi terhadap kenyataan . Untuk orang seperti ini tidak ada pengalaman yang mengancam , bebas / sepenuhnya , diri adalah dalam dan luas ,fleksibel dan terbuka .
    Orang ini adalah bebas untuk menjadi orang yang mengaktualisasikan dirinya , untuk mengembangkan seluruh potensinya . Dan segera setelah proses aktualisasi mulai berlangsung  , orang itu dapat maju ke tujuan  terakhir , yakni menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya .

ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA 

    Kepribadian sehat menurut versi Rogers merupakan suatu proses , suatu arah bukan merupakan suatu tujuan . Aktualisasi diri berlangsung terus , tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis . Tujuan ini , yakni orientasi ke masa depan yang nantinya akan mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi dari diri . Dalam rangkuman bukunya yang berjudul " On Becoming a Person " , Rogers menyatakan bahwa , aktualisasi diri merupakan proses yang sukar dan kadang - kadang menyakitkan . Aktualisasi diri merupakan suatu ujian , rentangan , dan pecutan terus - menerus terhadap semua kemampuan seseorang  
    Rogers juga melihat bahwa kebahagiaan sebagai hasil sampingan dari perjuangan aktualisasi diri , kebahagiaan bukan suatu tujuan dalam dirinya sendiri . Orang - orang yang mengaktualisasikan diri menjalani kehidupan yang kaya , menantang , dan berarti , tetap mereka tidak perlu tertawa terus menerus . Hal selanjutnya tentang aktualisasi diri adalah orang - orang yang mengaktualisasikan diri yakni mereka benar - benar adalah diri mereka sendiri . Mereka tidak bersembunyi di belakang topeng - topeng atau kedok - kedok , yang berpura - pura menjadi sesuatu yang bukan mereka atau menyembunyikan sebagian diri mereka . Tingkah laku yang ditunjuka semata - mata ditentukan oleh individu mereka sendiri . Diri adalah tuan dari kepribadian dan beroperasi terlepas dari norma - norma yang ditentukan orang lain . Tapi mereka mengetahui bahwa mereka dapat berfungsi sebagai individu - individu dalam sanksi - sanksi dan garis - garis pedoman yang jelas dar masyarakat .
    Rogers memaparkan 5 sifat orang yang berfungsi sepenuhnya , yaitu :

  • Keterbukaan pada pengalaman : merupakan lawan dari sikap defensif , mereka mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya , tidak ada segi kepribadian yang tertutup . Kepribadiannya fleksibel , tidak hanya menerima pengalaman - pengalaman tetapi juga menggunakannya untuk membuka kesempatan - kesempatan baru . 
  • Kehidupan Eksistensial : Setiap pengalaman dirasa segar dan baru . Mereka dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus menerus terbuka pada pengalaman baru dan kepribadiannya tidak kaku . Rogers percaya bahwa kualtas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat essensial dari kepribadian yang sehat . 
  • Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri : Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar merupakan suatu pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan . Terdaat banyak spontanitas dan kebebasan , tetapi tidak sama dengan bertindak terburu - buru atau tidak memperhatikan konsekuensi - konsekuensinya . 
  • Perasaan Bebas : Menurut Rogers, semakin orang sehat secara psikologis , semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak tanpa adanya paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan . Mereka merasa berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya , tidak diatur oleh tingkah laku , keadaan , atau peristiwa - peristiwa masa lampau .
  • Kreativitas : Orang yang  berfungsi sepenuhnya sangat kreatif . Rogers percaya bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan - perubahan yang drastis dalam kondisi - kondisi lingkungan . Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan traumatis sekalipun . Orang - orang tersebut merupakan "barisan depan yang layak " dalam proses evolusi manusia .


SUMBER TERKAIT : 

Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan , Model - Model Kepribadian Sehat . Kanisius:Yogyakarta