Selasa, 14 Januari 2014

Dengan Siapa Kita Menikah ?

Cerita ini diambil dari salah satu posting teman saya di Path (Setiyani), setelah membacanya buru-buru saya mengetiknya, karena menurut saya ceritanya bagus, semoga bermanfaat dan dapat mengambil hikmahnya. Silahkan simak ceritanya Sobat.....


Dengan siapa kita menikah ?

Gemetar saya membacanya...Bismillahirrohmanirrohiim...

      Nak, ramadhan memasuki 10 hari terakhir. maafkan ummi sudah lama tak menulis pesan-pesan hidup untukmu. Kali ini ummi ingin bercerita tentang takdir jodoh. Ummi tak tahu siapa kelak jodohmu dan dengan cara apa kau bertemu dengan pasangan duniamu, namun bolehkah ummi bercerita hikmah tentang maha besarnya Allah yang mengatur masalah pertemuan dua hati manusia dengan keindahan takdirnya.
       Nak, jika kau bertanya : "Kapan saya menikah ?", adalah takdir yang bisa menjawabnya. Takdir tak bisa datang segera saat kita pinta, atau malah mendekat kala kita belum siap.
       Remah cerita tentang perjalanan seseorang meraih pasangan dunianya selalu memberikan pembelajaran tersendiri untuk ummi, sepanjang ummi pernah membantu proses ta'aruf beberapa ikhwan dan akhwat. Yang paling membuat ummi terharu adalah betapa Allah Maha Besar dengan caraNya mempertemukan hamba-hambaNya yang shalih, memiliki niatan yang sama untuk menjalani jalan pernikahan hanya untuk Allah dan agamaNya, maka setiap proses itu selalu saja dimudahkan dan berbuah manis.
       Unik, kadang membuat kening berkerut dan takjub,"Kok bisa yaa mereka dipertemukan dengan sangat indahnya ?", padahal tanpa mengenal, tanpa ada interaksi yang panjang dan intens. Duhai Allah, Engkau kuasa dengan ilmuMu yang tak terjangkau manusia, Kau letakkan kesamaan, keridhoan dua hati, dua keluarga, dua kebiasaan, dua tradisi, dua perbedaan dengan satu kemuliaan bernama pernikahan.
       Suatu waktu ummi pernah takjub dengan proses ikhwan dan akhwat yang umi dan abi proses sedari mula. Diawali dengan tuntunan Allah dalam hati kami, masih ingat waktu itu abi pernah berkata,"mi, kayaknya akh fulan cocok deh dengan akhwat fulanah", lalu umi istikharah , dan Allah menuntun hati umi pada pikiran yang sama dengan abi, akhirnya kami coba pertemukan dua orang ikhwan dan akhwat ini. Saat bertukar biodata,kita dibuat kaget, ikhwan dan akhwat ini ternyata memiliki riwayat keluarga yang sama. Mereka sama-sama memiliki orangtua single parent karena perceraian, padahal ketika awal proses, kita tak mengetahui sedikitpun tentang latar belakang yang sama ini. Yang akhirnya yang membuat mereka yakin untuk bersatu adalah karena Allah dan tujuan saling menguatkan. Subhanallah, umi dan abi tersenyum nak, dan hingga kini mereka hidup bahagia dalam genggaman takdir Allah yang indah.
       Kali lain, umi dan abi memproses dua orang, dengan bekal keyakinan dalam hati akan kecocokan dua orang ini, dan saat membaca biodata mereka, haru membuncah. Ternyata mereka punya dua impian yang sama tentang proyek peradabannya, nyaris identik. Maka, umi dan abi yakin mereka akan bisa membangun sesuatu yang besar untuk agama ini jika dipersatukan. Dan memang, Allah yang mengatur segalanya, semua mudah, semua lapang, semua berujung manis. Meski pada awalnya mereka tak saling mengenal sama sekali, tak pernah bertatap muka, tak pernah berkomunikasi. Hanya takdir Allah yang membuat semua terjadi dengan mudahnya.
     Dan ketakjuban lain, umi pernah mendengar satu cerita hebat tentang takdir jodoh, seorang ikhwan dan akhwat pernah tergelincir dalam hubungan pacaran kala mereka sama-sama jahiliyah, dan saat kuliah mereka menemukan Allah dalam pencarian masing-masing. Sang ikhwan bertekad akan melupakan sang akhwat meski terselip harap untuk Allah pertemukan, namun ia takut jika Allah tak memberkahi pernikahan yang diawali sesuatu yang tak diridhoiNya.
      Bismillah, akhirnya ia sampaikan keinginan untuk menikah pada pembinanya dan tawakal siapapun yang akan Allah berikan untuk jodohnya meski bukan wanita masa lalunya. Di tempat lain, akhwat yang pernah memiliki masa lalu dengan ikhwan tadi memiliki lintasan hati yang sama, ia harus mulai melupakan kenangan masa lalu, dan bersiap menerima masa depan yang baru dengan orang yang baru dalam kehidupannya, ia pasrahkan semuanya pada Allah. Namun, apa yang terjadi, dua orang murabbi dan murabbiyah yang tak tahu menahu tentang kisah masa lalu mereka mempertemukan mereka dalam penawaran ta'aruf untuk menikah ! mereka sudah dipisahkan jarak yang begitu jauh, mereka uzlah, hijrah untuk menggapai keridhoan Allah. Namun keridhoan Allah atas niat mulia itulah membuat mereka dipertemukan lagi dengan cara yang lebih mulia, lebih berkah, dan akhirnya mereka dipersatukan dalam ikatan suci. Duh, Allah yang menggenggam takdir seseorang, sekalipun seseorang pernah jatuh dalam kekhilafan, cara Allah memaafkan begitu melegakan, Allah berikan hadiah bagi orang yang pasrah dan tawakal akan jodoh terbaiknya....
     Dan banyak kisah-kisah lain yang terkadang membuat air mata umi menetes nak, betapa mulianya Allah mengatur tentang pernikahan. Hingga sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin dengan iradahnya. Bahkan kala hitung-hitungan manusia mengatakan ini tak mungkin, namun Allah memiliki hitungan terbaik di arasyNya. Semua terjadi dengan kun fayakun Nya . Subhanallah.....
     Maka, haruskah ada lagi kekhawatiran akan siapa teman hidupmu kelak, anakku ? jika Allah saja jaminkan dalam surat cintaNya, bahwa "laki-laki baik untuk wanita yang baik-baik", bahkan kalimat ini sampai diulang dua kali untuk menegaskan bahwa Allah memberitahu hambaNya bahwa jodoh yang kita inginkan adalah gambaran diri kita sendiri.
     Maka, jika kau ingin mendapat suami sekualitas Ali maka kita harus berjuang menjadi sekualitas Fatimah, meski harus jatuh bangun dan terseok-seok, namun Allah Maha Tahu perjuangan kita untuk menjadi hambaNya yang baik dan pantas untuk pasangan terbaik.
     Karena keniscayaan Allah akan pertemukan kita dengan manusia sekualitas dengan diri kita, dari amalan ibadahnya,pemahamannya,potensinya,impiannya,cita-citanya,pandangan hidupnya,bahkan kebiasaan-kebiasaannya. Maka bisakah kau mendapatkan yang terbaik jika kita tak kunjung membenahi ibadah, pemahaman akan jalan ini, impian, potensi dan cita-cita dunia dan akhirat kita ?
     Dan anakku, ini bukan cerita tentang pamrih. Kita perbaiki diri kita hanya karena satu tujuan : pasangan hidup. Tak sesederhana itu. Perbaikan  diri kita haruslah karena Allah dan agamaNya. Membangun kebermaknaan diri agar bermakna bagi umat manusia. Maka insyaallah kita akan menemukan pasangan yang akan berpikir sama : orang yang terbiasa berbuat untuk banyak orang !
      Anakku sayang, umi selalu lantunkan doa dalam setiap shalat umi, meski kau sangat belia, agar kau mendapat pasangan hidup yang sekualitas Ali saat kualitas dirimu sehebat Fatimah, Maka dengarkan kata-kata-kata umi : Tak ada lagi kebahagiaan dunia jika kau sudah temukan imam yang dapat mengajakmu tinggal disurga, bahkan menjadikan dunia seperti surga sebelum kalian menginjakkan kaki di surga sesungguhnya.
     Saat kau telah dipertemukan Allah dengan jodohmu, urusan tak lantas menjadi selesai. Kalian harus berjuang untuk menjadi pasangan dunia-akhirat. Karena semua harus dijalani dengan kesamaan frekuensi dalam keimanan, kesabaran, ketaatan pada Allah selama di dunia. Jika satu saja berbelok dari ketaatan dan tujuan surga, maka bisa jadi dua orang pasangan dunia tak menjadi pasangan akhirat. Duh, berat anakku, takut sekali jika umi berbicara tentang hal ini, umi takut dunia begitu melenakan sehingga membuat umi dan abi lupa akan cita-cita surga, maka doakan umi dan abi pun tak hanya menjadi pasangan dunia saja namun menjadi pasangan akhirat yang bisa seindah bidadari.
     Anakku, terakhir kali umi ingin mengatakan padamu, carilah lelaki yang memiliki impian dan keinginan yang begitu besar akan surga, karena jika kau bertemu lelaki semacam ini, semua langkah hidup, pilihan, keputusan untuk diri dan keluarganya akan disandarkan pada Allah pemilik surga. Jangan hanya mencari lelaki hanya karena mapan, prestise, dan kemuliaan yang dicanangkan orang, namun hatinya tak dekat dengan Allah, tak dekat dengan mesjid, tak dekat dengan orang dhuafa. Karena lelaki seperti ini hanya akan membuat kau tersenyum saat dunia namun menangis di akhirat kelak....
     Umi yakin kau akan tumbuh menjadi anak yang tahu betul tentang apa yang harus dilakukan untuk menjadi hambaNya yang terbaik dengan jalan pernikahanmu kelak. Semoga kau bertemu dengan lelaki pendamba surga seperti abimu, Insyaallah.....
        Teruntuk :
- Adik-adikku yang dalam perjuangan mencari jodoh terbaik dari Allah, yakinlah bahwa Allah takkan pernah salah, Allah akan hadirkan pasangan terbaik kala ruhiyah kita ada dalam keadaan mencintai Allah dengan amat sangat, berbicara pernikahan bukan sesuatu yang melow, dek. Karena menikah adalah salah satu pencapaian sempurnanya akidah, setengah dan kita sempurna dengan menikah. Maka jika kita tak sungguh-sungguh merancang ini untuk masa depan surga kita, apalah jadinya nasib kita di akhirat kita nanti ? Jangan takut, jangan menyerah, Allah bersama hambaNya yang gigih berjuang mengharap ridhaNya

(By : Mely Rahardjo)

Maka dari cerita diatas, dapat menggambarkan betapa Maha Besarnya Allah,Betapa Maha Kuasa Allah, Subhanallah....
Semoga cerita tersebut dapat memberikan inspirasi, hikmah, dan kemanfaatan bagi semua sahabat yang membacanya. Amiin Allahummaamin....


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Teach your child the best visit
http://www.kidsfront.com/